Sabtu, 25 Desember 2010

CONTO SILABUS

S I L A B U S

Nama Sekolah : SMA
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Program : XII/IPA
Semester : 1
Standar Kompetensi : 1. Melakukan percobaan pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan.

Kompetensi Dasar Materi Pokok/Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi
Waktu
(menit) Sumber/
Bahan/Alat

1.1 Merencanakan percobaan pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan tumbuhan.
Merencanakan percobaan pertumbuhan.
• Pertumbuhan dan perkembangan
• Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan

• Melakukan kerja praktik perkecambahan biji kacang-kacangan melalui kerja kelompok selama 2-3 hari.
• Melakukan analisis dan diskusi hasil pengamatan kerja praktik tentang perkecambahan biji kacang-kacangan.
• Mendiskusikan variabel-variabel yang mempengaruhi perkecambahan.


• Menjelaskan ciri-ciri tumbuh dan berkembang.
• Membedakan ciri-ciri tumbuh dan berkembang.
• Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan.
• Menjelaskan dampak kekurangan/kelebihan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan.
• Menjelaskan variabel-variabel faktor luar yang mempengaruhi pertumbuhan.

Jenis tagihan:
Tugas kelompok, unjuk kerja, ulangan harian, ulangan akhir semester.

Bentuk instrumen:
Produk pengamatan unjuk kerja dan pengamatan sikap, tes lisan, tes pilihan ganda, tes uraian.


4 X 45 ‘

Sumber:
Buku acuan yang relevan..

Alat:
OHP/komputer, LCD, cawan petri.

Bahan:
LKS, Bahan Presentasi, biji kacang hijau, kapas, air

• Merancang percobaa

• Merancang percobaan (merumus-kan masalah, menentukan hipote-sis, menentukan variabel, melaku-kan studi literatur, menentukan parameter, menentukan alat dan bahan yang digunakan, membuat rancangan percobaan) melalui kerja kelompok.
• Melakukan studi atas penelitian terdahulu, seperti lomba-lomba karya ilmiah remaja, menemukan contoh desain percobaan yang dilakukan

• Menentukan variabel yang berpengaruh dan variabel bebas terhadap percobaan yang dirancang.
• Menjelaskan cara kerja/ fungsi alat yang digunakan untuk melakukan percobaan yang akan dibuat.
• Menjelaskan rancangan percobaan yang direncanakan.
Jenis tagihan:
Tugas kelompok, unjuk kerja.

Bentuk instrumen:
Produk pengamatan unjuk kerja dan pengamatan sikap.
4 X 45’


Sumber:
Buku acuan yang relevan..

Alat:
OHP/komputer, LCD, cawan petri.

Bahan:
LKS, Bahan Presentasi, biji kacang hijau, kapas, air.
1.2 Melaksanakan percobaan pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan tumbuhan Melaksanakan percobaan pertumbuhan.
• Pertumbuhan primer.
• Pertumbuhan sekunder.

• Melakukan pengamatan (morpologi, anatomi dan struktur jaringan) daerah ujung, tengah, pangkal akar/batang dan mikroskopis tanaman kecambah/tanaman muda.kacang-kacangan.
• Menggali informasi dari literatur membandingkan gambar hasil pengamatan dengan yang ditemukan.
• Membandingkan gambar jaringan daerah pertumbuhan primer dengan pertumbuhan sekunder.
• Melakukan diskusi kelas menemu-kan perbedaan struktur jaringan daerah pertumbuhan primer dan daerah oertumbuhan sekunder.

• Menjelaskan pengertian pertumbuhan primer/sekunder.
• Membedakan ciri-ciri pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder.
• Menggambarkan struktur jaringan yang mengalami pertumbuhan primer/sekunder.
• Menjelaskan akibat adanya pertumbuhan primer/sekunder.
• Mengidentifikasi susunan jaringan yang mengalami pertumbuhan primer/sekunder.


Jenis tagihan:
Tugas kelompok, unjuk kerja.

Bentuk instrumen:
Produk pengamatan sikap, tes pilihan ganda, tes uraian.


4 X 45’

Sumber:
Buku acuan yang relevan..

Alat:
OHP/komputer, LCD, Mikroskop, silet, kaca penutup, kaca objek, pipet, gelas kimia.

Bahan:
LKS, Bahan Presentasi, kecambah/tanaman muda kacang hijau.

• Melakukan percobaan dan pengolahan data hasil eksperimen.

• Melakukan percobaan (mulai dari merakit alat dan bahan, memberi-kan perlakuan), menghimpun data, dan mengolah data hasil percobaan melalui kerja kelompok.

• Melakukan pengamatan atas percobaan yang dibuat.
• Menghimpun data percobaan.
• Menganalisis data hasil percobaan.

Jenis tagihan:
Tugas kelompok, unjuk kerja.

Bentuk instrumen:
Produk pengamatan unjuk kerja, pengamatan sikap.

2 X 45’

Sumber:
Buku acuan yang relevan.

Alat:
-

Bahan:
-

1.3 Mengkomunikasi-kan hasil percobaan pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan tumbuhan. Mengkomunikasikan hasil percobaan.
• Pengaruh interaksi faktor internal dan eksternal pada pertumbuhan.


Mengkomunikasikan hasil percobaan.

Menganalisis kasus:, seperti rontoknya buah sebelum menjadi besar, gugurnya daun dimusim kemarau, dll. mendiskusikan apa yang menjadi permasalahan dan mengusulkan alternatif pemecahan masalah.
• Melakukan diskusi kelas keterkaitan faktor internal dan eksternal pertumbuhan.

• Seminar hasil kerja kelompok atas hasil percobaan pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan.


• Menjelaskan faktor-faktor internal yang mempengaruhi pertumbuhan.
• Membedakan pengaruh faktor internal dan faktor eksternal pada pertumbuhan.
• Menjelaskan keterkaitan antara faktor internal dan eksternal pada pertumbuhan.


• Melakukan seminar hasil percobaan pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan.


Jenis tagihan:
Tugas kelompok, unjuk kerja.

Bentuk instrumen:
Produk pengamatan sikap.

Jenis tagihan:
Tugas kelompok, unjuk kerja.

Bentuk instrumen:
Produk pengamatan sikap, pengamatan unjuk kerja.
2 X 45’

4 X 45’

Sumber:
Buku acuan yang relevan..
Alat:
OHP/komputer, LCD
Bahan:
LKS, bahan presentasi, bahan ajar.
Sumber:
Buku acuan yang relevan.
Alat:
OHP/komputer, LCD

Bahan:
Bahan presentasi, bahan seminar.
SILABUS
Nama Madrasah : MA PPMI Assalaam
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Program : XII /IPA
Semester : 1
Standar Kompetensi: : 1. Melakukan percobaan pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan.

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi
Waktu
(menit) Sumber/
Bahan/Alat
Jenis Tehnik Bentuk Instrumen Contoh Instrumen
1.1. Merencana kan percobaan pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan tumbuhan. Merencanakan percobaan pertumbuhan.
• Usulan berisikan latar belakang masalah, permasalahan, maksud dan tujuan, manfaat, rancangan eksperimen, alat/bahan yang dibutuhkan, waktu eksperimen, cara pengolahan data dst.
• Pertumbuhan dan perkembangan.
Meliputi perubahan kuantitatif dan kualitatif yang irreversibel yang dimulai dengan pembelahan sel, pemanjangan dan diferensiasi.
• Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan, antara lain nutrisi, gen, hormon, dan lingkungan (suhu, cahaya).
Membuat rencana percobaan pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan
o Merumuskan masalah dan menentukan hipotesis
o Menentukan variabel (suhu, cahaya)
o Melakukan studi literatur
o Menentukan parameter (tinggi, jumlah daun)
o Menentukan alat dan bahan yang digunakan
o Membuat rancangan percobaan
• Mengidentifikasi faktor luar yang mempengaruhi pertumbuhan berdasarkan studi literatur.

• Memberikan argumentasi teori-teori pertumbuhaan tanaman
• Menentukan variabel bebas dan variabel terikat
• Menenetukan parameter pengukuran pertumbuhan suatu jenis tanaman
• Melaporkan rancangan yang telah disusun
Performance
Tugas kelompok
Ulangan harian
Tes dan Non Tes
Unjuk kerja
Pengamatan sikap
Produk
Pilihan ganda
Uraian
Perubahan kuantitaif pertumbuhan tanaman adalah .....
a. tumbuhnya bunga
b. mulai berubah
c. telah menghasilkan sel kelamin
d. bertambah besarnya akar dan batang
e. siap mengadakan pembuahan

4 X 40’


Sumber:
Buku paket Biologi
Biologi John Kimball

Alat:
Alat praktik siswa

Bahan:
Tumbuhan yang dipilih siswa

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi
Waktu
(menit) Sumber/
Bahan/Alat
Jenis Tehnik Bentuk Instrumen Contoh Instrumen
1.2. Melaksanakan percobaan pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan tumbuhan Melaksanakan percobaan pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan.

• Melaksanakan percobaan sesuai dengan rancangan, mengamati dan mengambil data, mengolahan data, dan menarik kesimpulan dengan cermat.
Melakukan percobaan (merakit alat dan bahan, memberikan perlakuan), mengamati morfologi, anatomi daerah pertumbuhan ujung batang, pangkal akar/batang tanaman,
menghimpun data hasil dan menganalisis hasil percobaan melalui kerja kelompok.

o Menyiapkan bahan dan perlakuan
o Memberikan perlakuan dan mengukur hasil perlakuan
o Melakukan pengukuran dan pengamatan dengan benar
o Mendata kondisi lingkungan perlakuan
o Membuat data tabel pengamatan faktor lingkungan selama pengamatan percobaan
o Membuat data tabel hasil pengamatan pertumbuhan dengan sistematis
o Melaporkan data hasil pengamatan
Performance
Tugas kelompok
Ulangan harian
Tes dan Non Tes
Unjuk kerja
Pengamatan sikap
Produk
Pilihan ganda
Uraian
Jelaskan bagaimana cara mengukur tinggi tanaman yang benar ?
4 X 40’
Sumber:
Buku paket Biologi
Biologi John Kimball

Alat:
Alat praktik siswa

Bahan:
Tumbuhan yang dipilih siswa
.
Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi
Waktu
(menit) Sumber/
Bahan/Alat Jenis Tehnik Bentuk Instrumen Contoh Instrumen
1.2. Mengkomunikasikan hasil percobaan pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan tanaman Mengkomunikasikan hasil percobaan.

• Pertumbuhan dan Perkembangan
• Pengaruh faktor eksternal terhadap pertumbuhan.
Faktor luar (cahaya, temperatur)
• Teknik penyajian laporan dan presentasi hasil percobaan
Meyusun laporan tertulis hasil percobaan pengaruh faktor eksternal terhadap pertumbuhan tanaman.
Melakukan seminar atau presentasi hasil percobaan kelompok
• Membedakan pengertian pertumbuhan dan perkembangan
• Menjelaskan pertumbuhan primer pada tanaman.
• Menjelaskan faktor-faktor eksternal (suhu, cahaya) yang mempengaruhi pertumbuhan primer pada tanaman
• Mengaitkan pengaruh faktor internal (hormon, gen) dengan faktor eksternal hasil percobaan
• Melakukan seminar/presentasi hasil percobaan pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan.
Performance
Tugas kelompok
Ulangan harian
Tes dan Non Tes
Unjuk kerja
Pengamatan sikap
Produk
Pilihan ganda
Uraian
Jelaskan mengapa tanaman tumbuhnya membelok ke arah datangnya cahaya !
4 X 40’
Sumber:
Buku paket Biologi
Biologi John Kimball
Alat:
OHP
Bahan:
Laporan hasil percobaan siswa
.

GANGGANG COKLAT

Ganggang Coklat - Kelas Phaeophyceae.

Ganggang coklat atau Phaeophyceae adalah adalah salah satu kelas dari dari ganggang berdasarkan zat warna atau pigmentasinya. Pigmen yang lebih dominan adalah pigmen xantofil yang menyebabkan ganggang berwarna coklat. Pigmen lain yang terdapat dalam Phaeophyceae adalah klorofil dan karoten. Semua ganggang coklat berbentuk benang atau lembaran, bahkan ada yang menyerupai tumbuhan tingkat tinggi dengan bagian-bagian serupa akar, batang, dan daun. Umumnya ganggang coklat bersifat makroskopis, dan dapat mencapai ukuran lebih dari 30 meter, dan mempunyai gelembung-gelembung udara yang berfungsi sebagai pelampung.
Hampir semua ganggang coklat terdapat di laut terutama di laut yang dingin.

Perkembangbiakan ganggang coklat
a.Perkembangbiakan vegetatif (aseksual) dengan fragmentasi dan pembentukan spora (aplanospora dan zoospora). Zoospora yang dihasilkan memilki 2 flagel yang tidak sama panjang dan terletak di bagian lateral.
b.Perkembangbiakan generatif (seksual) dengan isogami, anisogami, atau oogami.

Contoh Ganggang Coklat
a).Fucus vesiculosus, banyak terdapat di laut dalam. Ganggang ini berkembangbiak secara oogami dengan menghasilkan sel gamet betina (ovum) dan sel gamet jantan (spermatozoid) . Sel gamet jantan dan betina masing-masing dihasilkan oleh tumbuhan yang berbeda. Sel gamet dihasilkan oleh alat pembiak yang disebut konseptakel. Konseptakel ini berkumpul dalam badan penghasil alat pembiak yang disebut reseptakel. Reseptakel dibentuk di ujung lembaran/talus fertil.

b).Sargasum siliquosum, hidup dengan baik di tepi laut yang dangkal. Umumnya menempel pada batu karang. Di pantai yang bersuhu sedang, Sargasum tumbuh subur sehingga menutupi permukaan laut. Laut yang demikian disebut laut sargaso.
c).Turbinaria australis, hidup dengan baik di tepi laut yang dangkal. Umumnya menempel pada batu karang.
d).Fucus distichus
e).Laminaria

Phaeophyceae atau cokelat pada ganggang, (tunggal: ganggang) adalah sebuah kelompok besar yang kebanyakan laut multisel ganggang, termasuk banyak rumput laut yang lebih dingin belahan bumi utara perairan. Mereka memainkan peran penting dalam lingkungan laut, baik sebagai makanan, dan untuk membentuk habitat mereka Misalnya Macrocystis, seorang anggota Laminariales atau kelps, mungkin mencapai 60 m dengan panjang, dan bentuk bawah air terkemuka hutan. Contoh lain adalah Sargassum, yang menciptakan habitat yang unik di perairan tropis Laut Sargasso. Banyak ganggang coklat seperti anggota ordo Fucales biasanya ditemukan di sepanjang seashores berbatu. Beberapa anggota kelas digunakan sebagai makanan untuk manusia.

Seluruh dunia ada sekitar 1500-2000 jenis ganggang cokelat. Beberapa spesies komersial yang cukup penting, seperti Ascophyllum nodosum, bahwa mereka telah menjadi subyek penelitian luas dalam hak mereka sendiri. Ganggang coklat milik kelompok yang sangat besar, yang Heterokontophyta, sebuah eukariotik dibedakan kelompok organisme yang paling mencolok dengan memiliki kloroplas dikelilingi oleh empat membran, yang menunjukkan asal dari hubungan simbiosis antara basal eukariota dan organisme eukariotik lainnya. Kebanyakan ganggang coklat mengandung pigmen fucoxanthin, yang bertanggung jawab atas kehijauan khas warna coklat yang memberi mereka nama mereka. Ganggang coklat yang unik di antara heterokonts dalam berkembang menjadi bentuk multiseluler dengan membedakan jaringan, tetapi mereka mereproduksi dengan cara menyalahi spora dan gamet, yang sangat mirip sel heterokont lain Genetik studi menunjukkan kerabat terdekat mereka untuk menjadi ganggang hijau kuning.

Morfologi
Ganggang coklat yang berserabut, makroskopik atau mikroskopik beberapa polysiphonous. Bentuk remah, bantal atau hampa dan yang lain tumbuh untuk membentuk daun kasar besar.

Sejarah Evolusi
Phaeophyta berevolusi dari phaeothamniophyceae antara 150 & 200 juta tahun yang lalu. Klaim bahwa sebelumnya (Ediacaran) fosil ganggang coklat telah sejak dipecat. The garis keturunan menyimpang ganggang coklat di urutan sebagai berikut, dari tertua ke termuda: Dictyotales; Sphacelariales; Cutleriales; Desmarestiales; Ectocarpales; Laminarales; Fucales. Kejadian sebagai fosil mereka jarang karena umumnya mereka bertubuh lunak kebiasaan, dan ilmuwan terus memperdebatkan identifikasi beberapa menemukan. Hanya beberapa jenis ganggang coklat deposit mineral dalam jumlah yang signifikan di dalam atau di sekitar dinding sel mereka. Kelompok ganggang lainnya, seperti ganggang merah dan ganggang hijau memiliki sejumlah Calcareous anggota, yang lebih cenderung meninggalkan bukti dalam fosil catatan daripada tubuh lunak kebanyakan ganggang coklat. Miosen fosil dari coklat bertubuh lunak ganggang makro, Julescrania telah ditemukan baik yang tersimpan dalam Formasi Monterey diatomites, tetapi hanya sedikit lainnya ditugaskan ragu fosil, khususnya spesimen yang lebih tua yang dikenal dalam catatan fosil.

Siklus Hidup
Siklus hidup menunjukkan variabilitas yang besar dari satu kelompok ke kelompok lain. Namun siklus hidup Laminaria terdiri dari diploid generasi, yaitu rumput laut besar yang terkenal untuk kebanyakan orang. Menghasilkan sporangia dari struktur mikroskopik khusus, membagi ini meiotically (meiosis) sebelum mereka dilepaskan. Karena mereka haploid terdapat jumlah yang sama laki-laki dan perempuan spora. Dengan pengecualian dari Fucales semua ganggang coklat memiliki siklus hidup yang terdiri dari pergantian antara tanaman haploid dan diploid.

Ekologi
Ganggang coklat telah diadaptasi untuk berbagai niche ekologi laut termasuk splash zona pasang surut, batu kolam renang, seluruh zona intertidal dan relatif mendalam perairan dekat pantai. Mereka adalah konstituen penting dari beberapa ekosistem air payau, dan empat spesies dibatasi dengan kehidupan di air tawar. Sejumlah besar Phaeophyceae adalah atas intertidal atau daerah pesisir, dan mereka sebagian besar adalah air dingin sejuk dan organisme yang menguntungkan dari zat gizi di atas air dingin menggenang arus dan arus masuk dari tanah; Sargassum menjadi pengecualian terkemuka generalisasi ini. Lingkungan hidup, sering disebut sebagai lingkungan, adalah istilah yang dapat mencakup segala makhluk hidup dan tak hidup di alam yang ada di Bumi atau bagian dari Bumi, yang berfungsi secara alami tanpa campur tangan manusia yang berlebihan.
Lawan dari lingkungan hidup adalah lingkungan buatan, yang mencakup wilayah dan komponen-komponennya yang banyak dipengaruhi oleh manusia.
Ekosistem
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi.
Ilmu yang mempelajari ekosistem disebut ekologi. Ekologi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu oikos dan logos. Oikos artinya rumah atau tempat tinggal, dan logos artinya ilmu. Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1834 - 1914).
Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih relatif baru, yang baru muncul pada tahun 70-an. Akan tetapi, ekologi mempunyai pengaruh yang besar terhadap cabang biologinya. Ekologi mempelajari bagaimana makhluk hidup dapat mempertahankan kehidupannya dengan mengadakan hubungan atarmakhluk hidup dan dengan benda tak hidup di dalam tempat hidupnya atau lingkungannya.
Para ahli ekologi mempelajari hal berikut:
1. Perpindahan energi dan materi dari makhluk hidup yang satu ke makhluk hidup yang lain ke dalam lingkungannya dan faktor-faktor yang menyebabkannya.
2. Perubahan populasi atau spesies pada waktu yang berbeda dalam faktor-faktor yang menyebabkannya
3. Terjadi hubungan antarspesies (interaksi antarspesies) makhluk hidup dan hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Komponen-komponen pembentuk ekosistem adalah:
• Komponen hidup (biotik)
• Komponen tak hidup (abiotik)
Kedua komponen tersebut berada pada suatu tempat dan berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang teratur. Misalnya, pada suatu ekosistem akuarium, ekosistem ini terdiri dari ikan, tumbuhan air, plankton yang terapung di air sebagai komponen biotik, sedangkan yang termasuk komponen abiotik adalah air, pasir, batu, mineral dan oksigen yang terlarut dalam air.
Ekosistem merupakan suatu interaksi yang kompleks dan memiliki penyusun yang beragam. Di bumi ada bermacam-macam ekosistem.

1. Susunan Ekosistem

Dilihat dari susunan dan fungsinya, suatu ekosistem tersusun atas komponen sebagai berikut.
a. Komponen autotrof
(Auto = sendiri dan trophikos = menyediakan makan).
Autotrof adalah organisme yang mampu menyediakan/mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan energi seperti matahari dan kimia. Komponen autotrof berfungsi sebagai produsen, contohnya tumbuh-tumbuhan hijau.

b. Komponen heterotrof
(Heteros = berbeda, trophikos = makanan).
Heterotrof merupakan organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai makanannya dan bahan tersebut disediakan oleh organisme lain. Yang tergolong heterotrof adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba.

c. Bahan tak hidup (abiotik)
Bahan tak hidup yaitu komponen fisik dan kimia yang terdiri dari tanah, air, udara, sinar matahari. Bahan tak hidup merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan tempat hidup.

d. Pengurai (dekomposer)
Pengurai adalah organisme heterotrof yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati (bahan organik kompleks). Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Termasuk pengurai ini adalah bakteri dan jamur.


2. Macam-macam Ekosistem
Secara garis besar ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan. Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar dan ekosistem air Laut.

a. Ekosistem darat
Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa bioma, yaitu sebagai berikut.

1. Bioma gurun
Beberapa Bioma gurun terdapat di daerah tropika (sepanjang garis balik) yang berbatasan dengan padang rumput.
Ciri-ciri bioma gurun adalah gersang dan curah hujan rendah (25 cm/tahun). Suhu slang hari tinggi (bisa mendapai 45°C) sehingga penguapan juga tinggi, sedangkan malam hari suhu sangat rendah (bisa mencapai 0°C). Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat besar. Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil. Selain itu, di gurun dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak berdaun dan memiliki akar panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air. Hewan yang hidup di gurun antara lain rodentia, ular, kadal, katak, dan kalajengking.

2. Bioma padang rumput
Bioma ini terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik. Ciri-cirinya adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun dan hujan turun tidak teratur. Porositas (peresapan air) tinggi dan drainase (aliran air) cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus dan ular

3. Bioma Hutan Basah
Bioma Hutan Basah terdapat di daerah tropika dan subtropik.
Ciri-cirinya adalah, curah hujan 200-225 cm per tahun. Species pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya. Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinngi dan berdaun lebat hingga membentuk tudung (kanopi). Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim mikro (iklim yang langsung terdapat di sekitar organisme). Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari. Variasi suhu dan kelembapan tinggi/besar; suhu sepanjang hari sekitar 25°C. Dalam hutan basah tropika sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan), kaktus, dan anggrek sebagai epifit. Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu.

4. Bioma hutan gugur
Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang,
Ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Terdapat di daerah yang mengalami empat musim (dingin, semi, panas, dan gugur). Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat. Hewannya antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakoon (sebangsa luwak).

5. Bioma taiga
Bioma taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik. Ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dap sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali. Hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur.

6. Bioma tundra
Bioma tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah Sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu yang pendek, dan rumput. Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin.
Hewan yang hidup di daerah ini ada yang menetap dan ada yang datang pada musim panas, semuanya berdarah panas. Hewan yang menetap memiliki rambut atau bulu yang tebal, contohnya muscox, rusa kutub, beruang kutub, dan insekta terutama nyamuk dan lalat hitam.

b. Ekosistem Air Tawar
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi.
Adaptasi organisme air tawar adalah sebagai berikut.

Adaptasi tumbuhan
Tumbuhan yang hidup di air tawar biasanya bersel satu dan dinding selnya kuat seperti beberapa alga biru dan alga hijau. Air masuk ke dalam sel hingga maksimum dan akan berhenti sendiri. Tumbuhan tingkat tinggi, seperti teratai (Nymphaea gigantea), mempunyai akar jangkar (akar sulur). Hewan dan tumbuhan rendah yang hidup di habitat air, tekanan osmosisnya sama dengan tekanan osmosis lingkungan atau isotonis.

Adaptasi hewan
Ekosistem air tawar dihuni oleh nekton. Nekton merupakan hewan yang bergerak aktif dengan menggunakan otot yang kuat. Hewan tingkat tinggi yang hidup di ekosistem air tawar, misalnya ikan, dalam mengatasi perbedaan tekanan osmosis melakukan osmoregulasi untuk memelihara keseimbangan air dalam tubuhnya melalui sistem ekskresi, insang, dan pencernaan.

Habitat air tawar merupakan perantara habitat laut dan habitat darat. Penggolongan organisme dalam air dapat berdasarkan aliran energi dan kebiasaan hidup.

1. Berdasarkan aliran energi, organisme dibagi menjadi autotrof (tumbuhan), dan fagotrof (makrokonsumen), yaitu karnivora predator, parasit, dan saprotrof atau organisme yang hidup pada substrat sisa-sisa organisme.

2. Berdasarkan kebiasaan hidup, organisme dibedakan sebagai berikut.
a. Plankton;

terdiri alas fitoplankton dan zooplankton;

biasanya melayang-layang (bergerak pasif) mengikuti gerak aliran air.
b. Nekton;

hewan yang aktif berenang dalam air, misalnya ikan.
c. Neuston;

organisme yang mengapung atau berenang di permukaan air atau bertempat pada permukaan air, misalnya serangga air.
d. Perifiton; merupakan tumbuhan atau hewan yang melekat/bergantung pada

tumbuhan atau benda lain, misalnya keong.
e. Bentos; hewan dan tumbuhan yang hidup di dasar atau hidup pada endapan. Bentos dapat sessil (melekat) atau bergerak bebas, misalnya cacing dan remis.

Ekosistem air tawar digolongkan menjadi air tenang dan air mengalir. Termasuk ekosistem air tenang adalah danau dan rawa, termasuk ekosistem air mengalir adalah sungai.
1. Danau
Danau merupakan suatu badan air yang menggenang dan luasnya mulai dari beberapa meter persegi hingga ratusan meter persegi.
Di danau terdapat pembagian daerah berdasarkan penetrasi cahaya matahari. Daerah yang dapat ditembus cahaya matahari sehingga terjadi fotosintesis disebut daerah fotik. Daerah yang tidak tertembus cahaya matahari disebut daerah afotik. Di danau juga terdapat daerah perubahan temperatur yang drastis atau termoklin. Termoklin memisahkan daerah yang hangat di atas dengan daerah dingin di dasar.
Komunitas tumbuhan dan hewan tersebar di danau sesuai dengan kedalaman dan jaraknya dari tepi. Berdasarkan hal tersebut danau dibagi menjadi 4 daerah sebagai berikut.

a) Daerah litoral
Daerah ini merupakan daerah dangkal. Cahaya matahari menembus dengan optimal. Air yang hangat berdekatan dengan tepi. Tumbuhannya merupakan tumbuhan air yang berakar dan daunnya ada yang mencuat ke atas permukaan air.
Komunitas organisme sangat beragam termasuk jenis-jenis ganggang yang melekat (khususnya diatom), berbagai siput dan remis, serangga, krustacea, ikan, amfibi, reptilia air dan semi air seperti kura-kura dan ular, itik dan angsa, dan beberapa mamalia yang sering mencari makan di danau.

b. Daerah limnetik

Daerah ini merupakan daerah air bebas yang jauh dari tepi dan masih dapat ditembus sinar matahari. Daerah ini dihuni oleh berbagai fitoplankton, termasuk ganggang dan sianobakteri. Ganggang berfotosintesis dan bereproduksi dengan kecepatan tinggi selama musim panas dan musim semi.

Zooplankton yang sebagian besar termasuk Rotifera dan udang-udangan kecil memangsa fitoplankton. Zooplankton dimakan oleh ikan-ikan kecil. Ikan kecil dimangsa oleh ikan yang lebih besar, kemudian ikan besar dimangsa ular, kura-kura, dan burung pemakan ikan.

c. Daerah profundal

Daerah ini merupakan daerah yang dalam, yaitu daerah afotik danau.

Mikroba dan organisme lain menggunakan oksigen untuk respirasi seluler setelah mendekomposisi detritus yang jatuh dari daerah limnetik. Daerah ini dihuni oleh cacing dan mikroba.

d. Daerah bentik
Daerah ini merupakan daerah dasar danau tempat terdapatnya bentos
dan sisa-sisa organisme mati.
Danau juga dapat dikelompokkan berdasarkan produksi materi organik-nya, yaitu sebagai berikut :

a. Danau Oligotropik
Oligotropik merupakan sebutan untuk danau yang dalam dan
kekurangan makanan, karena fitoplankton di daerah limnetik tidak
produktif. Ciricirinya, airnya jernih sekali, dihuni oleh sedikit organisme,
dan di dasar air banyak terdapat oksigen sepanjang tahun.

b. Danau Eutropik
Eutropik merupakan sebutan untuk danau yang dangkal dan kaya akan
kandungan makanan, karena fitoplankton sangat produktif. Ciri-cirinyaadalah airnya keruh, terdapat bermacam-macam organisme, dan oksigen terdapat di daerah profundal.

Danau oligotrofik dapat berkembang menjadi danau eutrofik akibat adanya materi-materi organik yang masuk dan endapan. Perubahan ini juga dapat dipercepat oleh aktivitas manusia, misalnya dari sisa-sisa pupuk buatan pertanian dan timbunan sampah kota yang memperkaya danau dengan buangan sejumlah nitrogen dan fosfor. Akibatnya terjadi peledakan populasi ganggang atau blooming, sehingga terjadi produksi detritus yang berlebihan yang akhirnya menghabiskan suplai oksigen di danau tersebut.

Pengkayaan danau seperti ini disebut "eutrofikasi". Eutrofikasi membuat air tidak dapat digunakan lagi dan mengurangi nilai keindahan danau.

2. Sungai
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang.

Komunitas yang berada di sungai berbeda dengan danau. Air sungai yang mengalir deras tidak mendukung keberadaan komunitas plankton untuk berdiam diri, karena akan terbawa arus. Sebagai gantinya terjadi fotosintesis dari ganggang yang melekat dan tanaman berakar, sehingga dapat mendukung rantai makanan.
Komposisi komunitas hewan juga berbeda antara sungai, anak sungai, dan hilir. Di anak sungai sering dijumpai Man air tawar. Di hilir sering dijumpai ikan kucing dan gurame. Beberapa sungai besar dihuni oleh berbagai kura-kura dan ular. Khusus sungai di daerah tropis, dihuni oleh buaya dan lumba-lumba.

Organisme sungai dapat bertahan tidak terbawa arus karena mengalami adaptasi evolusioner. Misalnya bertubuh tipis dorsoventral dan dapat melekat pada batu.
Beberapa jenis serangga yang hidup di sisi-sisi hilir menghuni habitat kecil yang bebas dari pusaran air.

c. Ekosistem air laut

Ekosistem air laut dibedakan atas lautan, pantai, estuari, dan terumbu karang.

1. Laut
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25°C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi. Batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah disebut daerah termoklin.

Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari pantai ke tengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehingga memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang berlangsung balk. Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan kedalamannya dan wilayah permukaannya secara horizontal.

1. Menurut kedalamannya, ekosistem air laut dibagi sebagai berikut.
a. Litoral merupakan daerah yang berbatasan dengan darat.
b. Neretik merupakan daerah yang masih dapat ditembus cahaya matahari sampai
bagian dasar dalamnya ± 300 meter.
c. Batial merupakan daerah yang dalamnya berkisar antara 200-2500 m
d. Abisal merupakan daerah yang lebih jauh dan lebih dalam dari pantai (1.500-10.000
m).

2. Menurut wilayah permukaannya secara horizontal, berturut-turut dari tepi laut
semakin ke tengah, laut dibedakan sebagai berikut.
a. Epipelagik merupakan daerah antara permukaan dengan kedalaman air sekitar 200
m.
b. Mesopelagik merupakan daerah dibawah epipelagik dengan kedalaman 200-1000 m.
Hewannya misalnya ikan hiu.
c. Batiopelagik merupakan daerah lereng benua dengan kedalaman 200-2.500 m.
Hewan yang hidup di daerah ini misalnya gurita.
d. Abisalpelagik merupakan daerah dengan kedalaman mencapai 4.000m; tidak
terdapat tumbuhan tetapi hewan masih ada. Sinar matahari tidak mampu
menembus daerah ini.
e. Hadal pelagik merupakan bagian laut terdalam (dasar). Kedalaman lebih dari 6.000
m. Di bagian ini biasanya terdapat lele laut dan ikan Taut yang dapat mengeluarkan
cahaya. Sebagai produsen di tempat ini adalah bakteri yang bersimbiosis dengan
karang tertentu.

Di laut, hewan dan tumbuhan tingkat rendah memiliki tekanan osmosis sel yang hampir sama dengan tekanan osmosis air laut. Hewan tingkat tinggi beradaptasi dengan cara banyak minum air, pengeluaran urin sedikit, dan pengeluaran air dengan cara osmosis melalui insang. Garam yang berlebihan diekskresikan melalui insang secara aktif.

2. Ekosistem pantai
Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan daerah pasang surut.
Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut laut. Organisme yang hidup di pantai memiliki adaptasi struktural sehingga dapat melekat erat di substrat keras.

Daerah paling atas pantai hanya terendam saat pasang naik tinggi. Daerah ini dihuni oleh beberapa jenis ganggang, moluska, dan remis yang menjadi konsumsi bagi kepiting dan burung pantai.
Daerah tengah pantai terendam saat pasang tinggi dan pasang rendah. Daerah ini dihuni oleh ganggang, porifera, anemon laut, remis dan kerang, siput herbivora dan karnivora, kepiting, landak laut, bintang laut, dan ikan-ikan kecil.
Daerah pantai terdalam terendam saat air pasang maupun surut. Daerah ini dihuni oleh beragam invertebrata dan ikan serta rumput laut.
Komunitas tumbuhan berturut-turut dari daerah pasang surut ke arah darat dibedakan sebagai berikut.

1. Formasi pes caprae
Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan angin; tumbuhan ini menjalar dan berdaun tebal. Tumbuhan lainnya adalah Spinifex littorius (rumput angin), Vigna, Euphorbia atoto, dan Canaualia martina. Lebih ke arah darat lagi ditumbuhi Crinum asiaticum (bakung), Pandanus tectorius (pandan), dan Scaeuola Fruescens (babakoan).

2. Formasi baringtonia
Daerah ini didominasi tumbuhan baringtonia, termasuk di dalamnya Wedelia, Thespesia, Terminalia, Guettarda, dan Erythrina.
Bila tanah di daerah pasang surut berlumpur, maka kawasan ini berupa hutan bakau yang memiliki akar napas. Akar napas merupakan adaptasi tumbuhan di daerah berlumpur yang kurang oksigen. Selain berfungsi untuk mengambil oksigen, akar ini juga dapat digunakan sebagai penahan dari pasang surut gelombang. Yang termasuk tumbuhan di hutan bakau antara lain Nypa, Acathus, Rhizophora, dan Cerbera.
Jika tanah pasang surut tidak terlalu basah, pohon yang sering tumbuh adalah: Heriticra, Lumnitzera, Acgicras, dan Cylocarpus.

3. Estuari
Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam.

Salinitas air berubah secara bertahap mulai dari daerah air tawar ke laut. Salinitas ini juga dipengaruhi oleh siklus harian dengan pasang surut aimya. Nutrien dari sungai memperkaya estuari.

Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam, ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan. Bahkan ada beberapa invertebrata laut dan ikan laut yang menjadikan estuari sebagai tempat kawin atau bermigrasi untuk menuju habitat air tawar. Estuari juga merupakan tempat mencari makan bagi vertebrata semi air, yaitu unggas air.

4. Terumbu karang
Di laut tropis, pada daerah neritik, terdapat suatu komunitas yang khusus yang terdiri dari karang batu dan organisme-organisme lainnya. Komunitas ini disebut terumbu karang. Daerah komunitas ini masih dapat ditembus cahaya matahari sehingga fotosintesis dapat berlangsung.

Terumbu karang didominasi oleh karang (koral) yang merupakan kelompok Cnidaria yang mensekresikan kalsium karbonat. Rangka dari kalsium karbonat ini bermacam-macam bentuknya dan menyusun substrat tempat hidup karang lain dan ganggang.
Hewan-hewan yang hidup di karang memakan organisme mikroskopis dan sisa organik lain. Berbagai invertebrata, mikro organisme, dan ikan, hidup di antara karang dan ganggang. Herbivora seperti siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi gurita, bintang laut, dan ikan karnivora.
Macam-macam ekosistem
Macam-macam ekosistem menurut proses terbentuknya yaitu ekosistem alami dan ekosistem buatan.
Ekosistem alami
Ekosistem alami adalah ekosistem yang terbentuk secara alami tanpa adanya campur tangan manusia. Ekosistem alami dibedakan menjadi 2, yaitu ekosistem darat dan ekosistem perairan. Contoh ekosistem darat adalah ekosistem hutan. Contoh ekosistem perairan adalah ekosistem danau, ekosistem rawa dan lain sebagainya.
Ekosistem buatan
Ekosistem buatan adalah ekosistem yang sengaja dibuat oleh manusia. Contoh ekosistem buatan adalah ekosistem kolam, ekosistem akuariun, ekosistem kebun dan lain sebagainya. Ekosistem darat yang mencakup daerah luas disebut bioma. Contohnya adalah bioma hutan hujan tropis, bioma padang rumput, bioma padang pasir dan bioma tundra. Dapat dikatakan juga bahwa bioma terdiri dari ekosistem-ekosistem. Semua ekosistem yang ada di bumi beserta atmosfer yang melingkupinya saling berinteraksi membentuk biosfer atau ekosistem dunia.



Perkembangbiakan Ganggang Merah'

Ganggang merah berkembangbiak secara vegetatif dan generatif.
1).Perkembangbiakan vegetatif ganggang merah berlangsung dengan pembentukan spora haploid yang dihasilkan oleh sporangium atau talus ganggang yang diploid. Spora ini selanjutnya tumbuh menjadi ganggang jantan atau betina yang sel-selnya haploid.

2).Perkembangbiakan generatif ganggang merah dengan oogami, pembuahan sel kelamin betina (ovum) oleh sel kelamin jantan (spermatium). Alat perkembangbiakan jantan disebut spermatogonium yang menghasilkan spermatium yang tak berflagel. Sedangkan alat kelamin betina disebut karpogonium, yang menghasilkan ovum. Hasil pembuahan sel ovum oleh spermatium adalah zigot yang diploid. Selanjutnya, zigot itu akan tumbuh menjadi ganggang baru yang menghasilkan aplanospora dengan pembelahan meiosis. Spora haploid akan tumbuh menjadi ganggang penghasil gamet. Jadi pada ganggang merah terjadi pergiliran keturunan antara sporofit dan gametofit.

Deskripsi

Chondrus crispus adalah relatif kecil ganggang merah sedikit lebih dari 20 cm yang tumbuh dari sebuah diskoid pegangan erat dan bercabang empat atau lima kali dalam dikotomis, kipas seperti cara. Morfologi sangat bervariasi, terutama dari thalli lebarnya. Cabang-cabang yang 2-15 mm luas, tegas dalam tekstur dan gelap warna coklat kemerahan pemutihan untuk kekuningan di sinar matahari. The gametophytes (lihat di bawah) sering menunjukkan iridescence biru dan subur sporophytes menunjukkan pola turun naik. Mastocarpus stellatus (Stackhouse) Guiry adalah spesies yang serupa yang dapat mudah dibedakan oleh disalurkan kuat dan sering kali agak bengkok thallus. Cystocarpic tanaman yang menunjukkan Mastocarpus papila reproduksi sangat khas berbeda dari Chondrus. [1] Ketika matahari dicuci dan dikeringkan untuk pengawetan itu memiliki tanduk tembus kekuningan seperti aspek dan konsistensi.

Inggris—Deteksi bahasa—AfrikaansAlbaniaArabBahasa IndonesiaBelandaBulgarByelorusiaCekDanskEstiFarsiGalisiaHindiIbraniInggrisIrlandiaIslanItaliaJepangJermanKatalanaKoreaKroatLatviLituaviMagyarMakedoniaMaltaMandarinMelayuNorskPilipinoPolskiPortugisPrancisRumaniaRusiaSerbSlovenSlowakiaSpanyolSuomiSwahiliSwenskThaiTurkiUkrainaVietnamWalesYiddiYunani > Bahasa Indonesia—AfrikaansAlbaniaArabBahasa IndonesiaBelandaBulgarByelorusiaCekDanskEstiFarsiGalisiaHindiIbraniInggrisIrlandiaIslanItaliaJepangJermanKatalanaKoreaKroatLatviLituaviMagyarMakedoniaMaltaMandarin (Aks. Sederhana)Mandarin (Aks. Tradisional)MelayuNorskPilipinoPolskiPortugisPrancisRumaniaRusiaSerbSlovenSlowakiaSpanyolSuomiSwahiliSwenskThaiTurkiUkrainaVietnamWalesYiddiYunani tukar

Corallina officinalis adalah Calcareous rumput laut merah yang tumbuh di bagian bawah dan tengah-zona pesisir di pantai berbatu.

Hal ini terutama ditemukan tumbuh di sekitar pinggiran kolam pasang surut, tetapi dapat ditemukan di celah-celah dangkal di manapun di pantai berbatu yang secara teratur dengan air laut segar. Ini terutama tumbuh di pantai yang lebih rendah, terutama di mana ganggang fucoid tidak ada, tetapi juga ditemukan lebih jauh pantai di pantai yang terbuka.

Kalsium karbonat membentuk endapan di dalam sel yang berfungsi untuk memperkuat thallus. Deposito putih ini menyebabkan rumput laut untuk tampil dalam warna merah muda dengan bercak putih di mana kalsium karbonat terutama terkonsentrasi, seperti di tips tumbuh. Kalsium karbonat membuatnya tidak enak bagi kebanyakan grazers pantai berbatu.

Corallina menyediakan habitat bagi banyak hewan kecil yang memakan mikroorganisme yang berdiam di dalam berkas-berkas yang padat.


1. Ganggang coklat (paeophiceae)
warna ganggang coklat disebabkan oleh pigmen coklat (pikosantin), yang secara dominan menyelubungi warna hijau dari klorofil pada jaringan.ganggang coklat juga mengandung pigmen lainnya seperti klorofil a, klorofil c, violak xantin, b-karioten, diadinoxcatin, dan fukosantin.
a. Ciri – ciri talus
1. ukuran talus mulai dari mikroskopis sampai dengan maksoskopis, ada yang berbentuk tegak, bercabang, filament tidak bercabang, dan filament dasar.
2. Ganggang ini melalui kloroplas tunggal, ada beberapa yang berbentuk lempengan discoid (cakram) dan ada pula yang seperti benang.
3. Mempunyai pirenoid yang terdapat didalam kloroplas.
4. Bagian dalam dinding selnya tersusun dari lapisan selulosa sedangkan bagian luar tersusun dari gumi. Pada dinding sel dan ruang antar sel terdapat asam alginate atau algin.
5. Merupakan jaringan transportasi air dan zat makanan yang analog dengan jaringan tranzportasi pada tumbuhan darat.

b. Habitat
Ganggang coklat umumnya hidup di air laut, khusunya laut yang agak dingin dan sedang.

c. Cara hidup
Bersifat autotrof fotosintesis, terjadi dihelaian yang mempunyai daum. Gula yang dihasilkan ditransportasikan ketangkai yang menyerupai batang.

d. Peranan ganggang coklat dalam kehidupan
Dimanfaatkan sebagai industry makanan atau farmasi, algin atau asam alginate dari ganggang coklat digunakan dalam pembentukan eskrim, pembentukan pil, salep, pembersih gigi, lotion dank rim, selain itu dapat dimanfaatkan untuk kandungan nitrogen dan kaliumnya cukup tinggi, sedangkan kandungan folfornya rendah.

e. Reproduksi
Terjadi secara aseksual dengan pembentukan zoospore berflagella dan fragmentasi, sedangkan reproduksi seksual terjadi secara ogami dan isogami.
Contoh ganggang coklat;
1. Focus serratus
2. Makro cystis pyrefera
3. Sargassum vulgare
4. Turbinsaris decurrens
'
2. Ganggang merah (Rodophyceae)
Ganggang merah berwarna merah sampai ungu, tetpai ada juga yang lembayung atau pirang atau kemerah – merahan, chromatofora berbentuk cakram atau lemabaran dan mengandung klorofil a, klorofil b dan karoteboid. Akan tetapi, warna lain tertutup oleh warna merah fikoiretrin sebagai pigmen utama yang mengadakan fluoresensi
a. Ciri talus
1. Bentuknya berupa helaian atau berbentuk seperti pohon.
2. Tidak berflagella.
3. Selnya terdiri dari komponen yang berlapis – lapis.
4. Mempunyai pigmen fotosintetik fikobilin, memiliki pirenoid yang terletak didalam koroplas, pirenoid berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan atau hasil asimilasi.

b. Cara hidup
Ganggang merah umumnya bersifat autotrof, ada juga yang heterotrof, yaitu yang tidak memiliki kromatofora dan biasanya parasit pada ganggang lain.

c. Habitat
Umumnya hidup di laut yang dalam dari pada tempat hidup ganggang coklat. Hidup diperairan tawar.

d. Reproduksi
Bereproduksi secara seksual dengan pembentukan dua ateridium pada ujung – ujung cabang talus. Arteridium menghasilakn gamet jantang yang berupa spermatium dan betinanya karpogamium terdapat pada ujung cabang lainnya.
Reproduksi aseksual terjadi dengan pembentukan tetraspora kemudian menjadi gametania jantan dan gametania betina, akan membentuk satu karkospofrafit. Karkosporafit akan menghasil tentranspora.
Contoh anggota ganggang merah antara lain: porallina, parmalia, bateracospermum moniniformi, gelidium, gracilaria,eucheuma, dan skinaia furkellata.

e. Peran ganggang merah pada kehidupan.
Manfaatnya antara lain sebagai bahan makanan dan kosmetik.misalnya eucheuma spinosum , selain itu juga dipakai untuk mengeraskan atau memadatkan media pertumbuhan bakteri.

3. Ganggang keemasan (Chrysophayceae)
Kelompok ini paling beragam dalam komposisi pigmennya, dinding selnya, dan tipe flagella selnya. Dan mengandung klorofil a , klorofil c, karoten dan xactofil.
a. Ciri talus
1. Bentuk dapat berupa batang, telapak tangan , dan bentuk – bentuk campuran.
2. Pada ganggang keemasan yang bersel satu ada yang memiliki dua flagella jheterodinamik yaitu sebagai berikut,
a) Satu flagella memiliki tonjolan seperti rambut yang disebut mastigonema, flagella seperti ini disebut pleuronematik.
b) Satu flagella lagi tidak mempunyai tonjolan seperti rambut disebut akronematik, mengarah ke posterior.
3. Pada kloroplas pada ganggang jenis tertentu ditemukan pirenoid yang merupakan tempat persediaan makanan.

b. Habitat
Habitatnya di air tawar atau air laut, tempat – tempat yang basah, dan merupakan anggota [enyusun plankton.

c. Cara hidup
Ganggang keemasan hidup secara fotoautotrof, artinya dapat mensintesis makanan sendiri dengan memiliki klorofil untuk berfotosintesis.

d. Reproduksi
Reproduksi aseksual dengan membentuk auksospora dan pembelahan diri, sedangkan reproduksi seksual dengan oogami.

e. Peranan ganggang keemasan dalam kehidupan
Berguna sebagai bahan penggosok, bahan pembuat isolasi, penyekat dinamit, membuat saringan, bahan alat penyadap suara, bahan pembuat cat, pernis, dan piringan hitam.

4. Ganggang hijau (chlorophyceae)
a. Ciri talus
1. Ada yang bersatu dan bersel banyak (koloni )
2. Bentuk tubuh ada yang bulat, filament, lembaran, dan ada yang menyerupai tumbuahn tinggi, misalnya bryopsis,
3. Kloroplasnya beraneka bentuk dan ukurannya, ada yang seperti mangkok, seperti busa, seperti jala, dan seperti bintang,
4. Pada pirenoid yang terdapat pada kloroplas gangganh hiaju motil dan pada sel reproduktif yang bergerak terdapat stigma (bintik mata merah).
5. Pada sel yang dapat bergerak terdepat vakuola kontraktil didalam sitoplasmanya, vakuola ini berfungsi sebagai alat osmoregulasi.
6. Inti ganggang ini memiliki membrane, sehingga bentuknya tetap, disebut eukarion.
7. Pada ganggang hijau yang bergerak terdapat dua flagella yang sama panjang, macamnya adalah stikonematik, pantonematik, dan pantokronematik.

b. Habitat
Habitat ganggang ini diair tawar, air laut, tanah – tanah yang basah , ada pula yang hidup di tempat – tempat kering.

c. Cara hidup
Ganggang hiaju hidup secara autotrof. Namun ada pula yang bersimbiosis dengan organism lain, mislanya dengan jamur membentuk lumut kerak.

d. Reproduksi
Reproduksi aseksual terjadi dengan pembentukan zoospore, yaitu spora yang dapat bergerak atau berpindah tempat. Reproduksi aseksualnya berlangsung secara konjugasi.Hasil konjugasi berupa suatu zigospora , zigospora tidak mempunyai alat gerak.
Contoh bebrapa jenis alga hijau, antara lain : spirogyra.volvox, chalamidomonas, vulva dan stigeoslonium.


Alga menyimpan hasil kegiatan fotosintesis sebagal hasil bahan makanan cadangan ... Pada kloroplas terdapat pirenoid hash asimilasi berupa tepung dan lemak. ..... Rhodophyta (algae merah) umumnya warna merah karena adanya protein ...

AIDS

Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau: sindrom) yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV;[1] atau infeksi virus-virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya (SIV, FIV, dan lain-lain).
Virusnya sendiri bernama Human Immunodeficiency Virus (atau disingkat HIV) yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.
HIV dan virus-virus sejenisnya umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu.[2][3] Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral), transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut.
Para ilmuwan umumnya berpendapat bahwa AIDS berasal dari Afrika Sub-Sahara.[4] Kini AIDS telah menjadi wabah penyakit. AIDS diperkiraan telah menginfeksi 38,6 juta orang di seluruh dunia.[5] Pada Januari 2006, UNAIDS bekerja sama dengan WHO memperkirakan bahwa AIDS telah menyebabkan kematian lebih dari 25 juta orang sejak pertama kali diakui pada tanggal 5 Juni 1981. Dengan demikian, penyakit ini merupakan salah satu wabah paling mematikan dalam sejarah. AIDS diklaim telah menyebabkan kematian sebanyak 2,4 hingga 3,3 juta jiwa pada tahun 2005 saja, dan lebih dari 570.000 jiwa di antaranya adalah anak-anak.[5] Sepertiga dari jumlah kematian ini terjadi di Afrika Sub-Sahara, sehingga memperlambat pertumbuhan ekonomi dan menghancurkan kekuatan sumber daya manusia di sana. Perawatan antiretrovirus sesungguhnya dapat mengurangi tingkat kematian dan parahnya infeksi HIV, namun akses terhadap pengobatan tersebut tidak tersedia di semua negara.[6]
Hukuman sosial bagi penderita HIV/AIDS, umumnya lebih berat bila dibandingkan dengan penderita penyakit mematikan lainnya. Terkadang hukuman sosial tersebut juga turut tertimpakan kepada petugas kesehatan atau sukarelawan, yang terlibat dalam merawat orang yang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA).
AIDS merupakan penyakit yang paling ditakuti pada saat ini. HIV, virus yang menyebabkan penyakit ini, merusak sistem pertahanan tubuh (sistem imun), sehingga orang-orang yang menderita penyakit ini kemampuan untuk mempertahankan dirinya dari serangan penyakit menjadi berkurang. Seseorang yang positif mengidap HIV, belum tentu mengidap AIDS. Banyak kasus di mana seseorang positif mengidap HIV, tetapi tidak menjadi sakit dalam jangka waktu yang lama. Namun, HIV yang ada pada tubuh seseorang akan terus merusak sistem imun. Akibatnya, virus, jamur dan bakteri yang biasanya tidak berbahaya menjadi sangat berbahaya karena rusaknya sistem imun tubuh.
Karena ganasnya penyakit ini, maka berbagai usaha dilakukan untuk mengembangkan obat-obatan yang dapat mengatasinya. Pengobatan yang berkembang saat ini, targetnya adalah enzim-enzim yang dihasilkan oleh HIV dan diperlukan oleh virus tersebut untuk berkembang. Enzim-enzim ini dihambat dengan menggunakan inhibitor yang nantinya akan menghambat kerja enzim-enzim tersebut dan pada akhirnya akan menghambat pertumbuhan virus HIV.
HIV merupakan suatu virus yang material genetiknya adalah RNA (asam ribonukleat) yang dibungkus oleh suatu matriks yang sebagian besar terdiri atas protein. Untuk tumbuh, materi genetik ini perlu diubah menjadi DNA (asam deoksiribonukleat), diintegrasikan ke dalam DNA inang, dan selanjutnya mengalami proses yang akhirnya akan menghasilkan protein. Protein-protein yang dihasilkan kemudian akan membentuk virus-virus baru.

Gambar 1A Struktur Virus HIV

Gambar 1B Daur hidup HIV
Obat-obatan yang telah ditemukan pada saat ini menghambat pengubahan RNA menjadi DNA dan menghambat pembentukan protein-protein aktif. Enzim yang membantu pengubahan RNA menjadi DNA disebut reverse transcriptase, sedangkan yang membantu pembentukan protein-protein aktif disebut protease.
Untuk dapat membentuk protein yang aktif, informasi genetik yang tersimpan pada RNA virus harus diubah terlebih dahulu menjadi DNA. Reverse transcriptase membantu proses pengubahan RNA menjadi DNA. Jika proses pembentukan DNA dihambat, maka proses pembentukan protein juga menjadi terhambat. Oleh karena itu, pembentukan virus-virus yang baru menjadi berjalan dengan lambat. Jadi, penggunaan obat-obatan penghambat enzim reverse transcriptase tidak secara tuntas menghancurkan virus yang terdapat di dalam tubuh. Penggunaan obat-obatan jenis ini hanya menghambat proses pembentukan virus baru, dan proses penghambatan ini pun tidak dapat menghentikan proses pembentukan virus baru secara total.
Obat-obatan lain yang sekarang ini juga banyak berkembang adalah penggunaan penghambat enzim protease. Dari DNA yang berasal dari RNA virus, akan dibentuk protein-protein yang nantinya akan berperan dalam proses pembentukan partikel virus yang baru. Pada mulanya, protein-protein yang dibentuk berada dalam bentuk yang tidak aktif. Untuk mengaktifkannya, maka protein-protein yang dihasilkan harus dipotong pada tempat-tempat tertentu. Di sinilah peranan protease. Protease akan memotong protein pada tempat tertentu dari suatu protein yang terbentuk dari DNA, dan akhirnya akan menghasilkan protein yang nantinya akan dapat membentuk protein penyusun matriks virus (protein struktural) ataupun protein fungsional yang berperan sebagai enzim.

Gambar 2 (klik untuk memperbesar)
Gambar 2 menunjukkan skema produk translasional dari gen gag-pol dan daerah di mana produk dari gen tersebut dipecah oleh protease. p17 berfungsi sebagai protein kapsid, p24 protein matriks, dan p7 nukleokapsid. p2, p1 dan p6 merupakan protein kecil yang belum diketahui fungsinya. Tanda panah menunjukkan proses pemotongan yang dikatalisis oleh protease HIV (Flexner, 1998).
Menurut Flexner (1998), pada saat ini telah dikenal empat inhibitor protease yang digunakan pada terapi pasien yang terinfeksi oleh virus HIV, yaitu indinavir, nelfinavir, ritonavir dan saquinavir. Satu inhibitor lainnya masih dalam proses penelitian, yaitu amprenavir. Inhibitor protease yang telah umum digunakan, memiliki efek samping yang perlu dipertimbangkan. Semua inhibitor protease yang telah disetujui memiliki efek samping gastrointestinal. Hiperlipidemia, intoleransi glukosa dan distribusi lemak abnormal dapat juga terjadi.

Gambar 3 (klik untuk memperbesar)
Gambar 3 menujukkan lima struktur inhibitor protease HIV dengan aktivitas antiretroviral pada uji klinis. NHtBu = amido tersier butil dan Ph = fenil (Flexner, 1998).
Uji klinis menunjukkan bahwa terapi tunggal dengan menggunakan inhibitor protease saja dapat menurunkan jumlah RNA HIV secara signifikan dan meningkatkan jumlah sel CD4 (indikator bekerjanya sistem imun) selama minggu pertama perlakuan. Namun demikian, kemampuan senyawa-senyawa ini untuk menekan replikasi virus sering kali terbatas, sehingga menyebabkan terjadinya suatu seleksi yang menghasilkan HIV yang tahan terhadap obat. Karena itu, pengobatan dilakukan dengan menggunakan suatu terapi kombinasi bersama-sama dengan inhibitor reverse transcriptase. Inhibitor protease yang dikombinasikan dengan inhibitor reverse transkriptase menunjukkan respon antiviral yang lebih signifikan yang dapat bertahan dalam jangka waktu yang lebih lama (Patrick & Potts, 1998).
Dari uraian di atas, kita dapat mengetahui bahwa sampai saat ini belum ada obat yang benar-benar dapat menyembuhkan penyakit HIV/AIDS. Obat-obatan yang telah ditemukan hanya menghambat proses pertumbuhan virus, sehingga jumlah virus dapat ditekan.
Oleh karena itu, tantangan bagi para peneliti di seluruh dunia (termasuk Indonesia) adalah untuk mencari obat yang dapat menghancurkan virus yang terdapat dalam tubuh, bukan hanya menghambat pertumbuhan virus. Indonesia yang kaya akan keanekaragaman hayati, tentunya memiliki potensi yang sangat besar untuk ditemukannya obat yang berasal dari alam. Penelusuran senyawa yang berkhasiat tentunya memerlukan penelitian yang tidak sederhana. Dapatkah obat tersebut ditemukan di Indonesia? Wallahu a’lam.
Pustaka:
1. Flexner, C. 1998. HIV-Protease Inhibitor. N. Engl. J.Med. 338:1281-1293
2. Patrick, A.K. & Potts, K.E. 1998. Protease Inhibitors as Antiviral Agents. Clin. Microbiol. Rev. 11: 614-627.Top of Form
• Apa itu HIV?
Diperbaharui terakhir: 0000-00-00
HIV ada singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. Virus yang menyebabkan rusaknya/melemahnya sistem kekebalan tubuh manusia.[
• Bagaimana virus HIV bisa menimbulkan rusaknya sistem kekebalan manusia ?
virus HIV membutuhkan sel-sel kekebalan kita untuk berkembang biak. Secara alamiah sel kekebalan kita akan dimanfaatkan, bisa diibaratkan seperti mesin fotocopy. Namun virus ini akan merusak mesin fotocopynya setelah mendapatkan hasil copy virus baru dalam jumlah yang cukup banyak. Sehingga lama-kelamaan sel kekebalan kita habis dan jumlah virus menjadi sangat banyak.dimanakah virus HIV ini berada ?
HIV berada terutama dalam cairan tubuh manusia. Cairan yang berpotensial mengandung virus HIV adalah darah, cairan sperma, cairan vagina dan air susu ibu. Sedangkan cairan yang tidak berpotensi untuk menularkan virus HIV adalah cairan keringat, air liur, air mata dan lain-lain• Apakah CD4 itu ?
CD 4 adalah sebuah marker atau penanda yang berada di permukaan sel-sel darah putih manusia, terutama sel-sel limfosit. CD 4 pada orang dengan sistem kekebalan yang menurun menjadi sangat penting, karena berkurangnya nilai CD4 dalam tubuh manusia menunjukkan berkurangnya sel-sel darah putih atau limfosit yang seharusnya berperan dalam memerangi infeksi yang masuk ke tubuh manusia. Pada orang dengan sistem kekebalan yang baik, nilai CD4 berkisar antara 1400-1500. Sedangkan pada orang dengan sistem kekebalan yang terganggu (misal pada orang yang terinfeksi HIV) nilai CD 4 semakin lama akan semakin menurun (bahkan pada beberapa kasus bisa sampai nol)
[ Kembali ke atas ]

• Apa fungsi sel CD4 ini sebenarnya ?
Diperbaharui terakhir: 0000-00-00
Sel yang mempunyai marker CD4 di permukaannya berfungsi untuk melawan berbagai macam infeksi. Di sekitar kita banyak sekali infeksi yang beredar, entah itu berada dalam udara, makanan ataupun minuman. Namun kita tidak setiap saat menjadi sakit, karena CD4 masih bisa berfungsi dengan baik untuk melawan infeksi ini. Jika CD4 berkurang, mikroorganisme yang patogen di sekitar kita tadi akan dengan mudah masuk ke tubuh kita dan menimbulkan penyakit pada tubuh manusia• Apa gejala orang yang terinfeksi HIV menjadi AIDS?
Bisa dilihat dari 2 gejala yaitu gejala Mayor (umum terjadi) dan gejala Minor (tidak umum terjadi):
.Gejala Mayor:
- Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan
- Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
- Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan
- Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis
- Demensia/ HIV ensefalopati

Gejala MInor:
- Batuk menetap lebih dari 1 bulan
- Dermatitis generalisata
- Adanya herpes zostermultisegmental dan herpes zoster berulang
- Kandidias orofaringeal
- Herpes simpleks kronis progresif
- Limfadenopati generalisata
- Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita
- Retinitis virus sitomegalo• Bagaimana HIV menjadi AIDS?
Diperbaharui terakhir: 2009-06-15. Ada beberapa Tahapan ketika mulai terinfeksi virus HIV sampai timbul gejala AIDS:
1. Tahap 1: Periode Jendela
- HIV masuk ke dalam tubuh, sampai terbentuknya antibody terhadap HIV dalam darah
- Tidak ada tanda2 khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat
- Test HIV belum bisa mendeteksi keberadaan virus ini
- Tahap ini disebut periode jendela, umumnya berkisar 2 minggu - 6 bulan

2. Tahap 2: HIV Positif (tanpa gejala) rata-rata selama 5-10 tahun:
- HIV berkembang biak dalam tubuh
- Tidak ada tanda-tanda khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat
- Test HIV sudah dapat mendeteksi status HIV seseorang, karena telah terbentuk antibody terhadap HIV
-Umumnya tetap tampak sehat selama 5-10 tahun, tergantung daya tahan tubuhnya (rata-rata 8 tahun (di negara berkembang lebih pendek)

3. Tahap 3: HIV Positif (muncul gejala)
- Sistem kekebalan tubuh semakin turun
- Mulai muncul gejala infeksi oportunistik, misalnya: pembengkakan kelenjar limfa di seluruh tubuh, diare terus menerus, flu, dll
- Umumnya berlangsung selama lebih dari 1 bulan, tergantung daya tahan tubuhnya

4. Tahap 4: AIDS
- Kondisi sistem kekebalan tubuh sangat lemah
- berbagai penyakit lain (infeksi oportunistik) semakin parah
S• Tanda dan Gejala Penyakit AIDS
Seseorang yang terkena virus HIV pada awal permulaan umumnya tidak memberikan tanda dan gejala yang khas, penderita hanya mengalami demam selama 3 sampai 6 minggu tergantung daya tahan tubuh saat mendapat kontak virus HIV tersebut. Setelah kondisi membaik, orang yang terkena virus HIV akan tetap sehat dalam beberapa tahun dan perlahan kekebelan tubuhnya menurun/lemah hingga jatuh sakit karena serangan demam yang berulang. Satu cara untuk mendapat kepastian adalah dengan menjalani Uji Antibodi HIV terutamanya jika seseorang merasa telah melakukan aktivitas yang berisiko terkena virus HIV.
Adapun tanda dan gejala yang tampak pada penderita penyakit AIDS diantaranya adalah seperti dibawah ini :
1. Saluran pernafasan. Penderita mengalami nafas pendek, henti nafas sejenak, batuk, nyeri dada dan demam seprti terserang infeksi virus lainnya (Pneumonia). Tidak jarang diagnosa pada stadium awal penyakit HIV AIDS diduga sebagai TBC.
2. Saluran Pencernaan. Penderita penyakit AIDS menampakkan tanda dan gejala seperti hilangnya nafsu makan, mual dan muntah, kerap mengalami penyakit jamur pada rongga mulut dan kerongkongan, serta mengalami diarhea yang kronik.
3. Berat badan tubuh. Penderita mengalami hal yang disebut juga wasting syndrome, yaitu kehilangan berat badan tubuh hingga 10% dibawah normal karena gangguan pada sistem protein dan energy didalam tubuh seperti yang dikenal sebagai Malnutrisi termasuk juga karena gangguan absorbsi/penyerapan makanan pada sistem pencernaan yang mengakibatkan diarhea kronik, kondisi letih dan lemah kurang bertenaga.
4. System Persyarafan. Terjadinya gangguan pada persyarafan central yang mengakibatkan kurang ingatan, sakit kepala, susah berkonsentrasi, sering tampak kebingungan dan respon anggota gerak melambat. Pada system persyarafan ujung (Peripheral) akan menimbulkan nyeri dan kesemutan pada telapak tangan dan kaki, reflek tendon yang kurang, selalu mengalami tensi darah rendah dan Impoten.
5. System Integument (Jaringan kulit). Penderita mengalami serangan virus cacar air (herpes simplex) atau carar api (herpes zoster) dan berbagai macam penyakit kulit yang menimbulkan rasa nyeri pada jaringan kulit. Lainnya adalah mengalami infeksi jaringan rambut pada kulit (Folliculities), kulit kering berbercak (kulit lapisan luar retak-retak) serta Eczema atau psoriasis.
6. Saluran kemih dan Reproduksi pada wanita. Penderita seringkali mengalami penyakit jamur pada vagina, hal ini sebagai tanda awal terinfeksi virus HIV. Luka pada saluran kemih, menderita penyakit syphillis dan dibandingkan Pria maka wanita lebih banyak jumlahnya yang menderita penyakit cacar. Lainnya adalah penderita AIDS wanita banyak yang mengalami peradangan rongga (tulang) pelvic dikenal sebagai istilah ‘pelvic inflammatory disease (PID)’ dan mengalami masa haid yang tidak teratur (abnormal).
Campbell, N.A., J.B. Reece, L.G. Mitchell. 2004. Biologi edisi kelima jilid 3.
Erlangga, Jakarta
katak
Berikut ni merupakan deskripsi yang kami buat setelah melakukan pengamatan terhadap sistem reproduksi katak:1. Sistem Genitalia Amphibi Jantan
Pada amphibi jantan, testis berjumlah sepasang, berwarna putih kekuningan yang digantungkan oleh mesorsium. Sebelah kaudal dijumpai korpus adiposum, terletak di bagian posteriorronggaabdomen.
Saluran reproduksinya yaitu, Tubulus ginjal akan menjadi duktus aferen dan membawa spermatozoa dari testis menuju duktus mesonefrus. Di dekat kloaka, duktus mesonefrus pada beberapa spesies akan membesar membentuk vasikula seminalis (penyimpan sperma sementara). Vesikula seminalis akan membesar hanya saat musim kawin saja. Vasa aferen merupakan saluran-saluran halus yang meninggalkan testis, berjalan ke medial menuju ke bagian kranial ginjal. Duktus wolf keluar dari dorsolateral ginjal, ia berjalan di sebelah lateral ginjal. Kloaka kadang-kadang masih jelas dijumpai.
Pada urodela lebih panjang daripada salientia yang berbentuk oval sampai bulat dan lebih kompak. Pada caecilian, strukturnya panjang seperti rangkaian manik-manik. Pada salamander testis terlihat lebih pendek dengan permukaan yang tidak rata. Badan lemak terlihat pada gonad jantan.
2. Sistem Genitalia Amphibi Betina
Pada betina, ovarium berjumlah sepasang, pada sebelah kranialnya dijumpai jaringan lemak berwarna kuning (korpus adiposum). Baik ovarium maupum korpus adiposum berasal dari plica gametalis, masing-masing gonalis, dan pars progonalis. Ovarium digantungkan oleh mesovarium.
Saluran reproduksi berupa oviduk yang merupakan saluran berkelok-kelok. Oviduk dimulai dengan bangunan yang mirip corong (infundibulum) dengan lubangnya yang disebut oskum abdominal. Oviduk di sebelah kaudal mengadakan pelebaran yang disebut dutus mesonefrus. Dan akhirnya bermuara di kloaka. (Buku SH II, diktat asistensi Anatomi Hewan).
3. Pembuahan Eksternal
Sistem reproduksi pada amphibi, pembuahannya terjadi secara eksternal, artinya penyatuan gamet jantan dan gamet betina terjadi di luar tubuh. Pada pembuahan eksternal biasanya dibentuk ovum dalam jumlah besar, karena kemungkinan terjadinya fertilisasi lebih kecil dari pada pembuahan secara internal.
Pada katak betina menghasilkan ovum yang banyak, kalau kita membedah katak betina yang sedang bertelur, kita akan menjumpai bentukan berwarna hitam yang hampir memenuhi rongga perutnya, itu merupakan ovarium yang penuh berisi sel telur, jumlahnya mencapai ribuan.
Pada katak betina juga ditemukan semacam lekukan pada bagian leher, yang berfungsi sebagai tempat ”pegangan” bagi katak jantan ketika mengadakan fertilisasi. Hal ini diimbangi oleh katak jantan dengan adanya struktur khusus pada kaki depannya, yaitu berupan telapak yang lebih kasar. Fungsinya untuk memegang erat katak betina ketika terjadi fertilisasi.
Sumber:
Tenzer, Amy. 2003. Petunjuk Praktikum Struktur Hewan II. Malang. Jurusan Biologi UM
Tim Asistensi. 1990. Diktat Asistensi Anatomi Hewan-Zoologi. Yogyakarta. Jurusan Zoologi UGM


Morfologi Kodok
Kepala dan badan lebar bersatu, ada dua pasang kaki atau anggota, tak ada leher dan ekor. Bagian dalam ditutupi dengat kulit basah halus lunak. Kepala mempunyai mulut tang lebar untuk mengambil makanan, 2 lubang hidung/ nares externa yang kecil dekat ujung hidung yang berfungsi dalam pernapasan, 2 mata yang besar spherik, dibelakangnya 2 lubang pipih tertutup oleh membrane tympani yang berfungsi sebagai telinga untuk menerima gelombang suara. Tiap mata mempunyai kelopak mata atas dan bawah, serta di dalamnya mempunyai selaput mata bening membrane nictitans untuk menutupi mata apabila berada di dalam air. Di bagian ujung belakang badan dijumpai anus, lubang kecil untuk membuang sisa-sisa makananyang tak dicerna, urine dan sel-sel kelamin/ telur atau sperma dari alat reproduksi (Kastowo, 1982: 32 )
Kaki katak terdiri atas sepasang kaki depan dan sepasang kaki belakang. Kaki depan terdiri atas lengan atas (brancium), lengan bawah (antebrancium), tangan (manus), dan jari-jari (digiti). Pada kaki belakang terdiri atas paha (femur), betis (crus), kaki (pes) dan jari-jari (digiti) (Radiopoetro, 1996: 474).
Secara umum katak jumlah jari tungkai depan biasanya empat jari dan tungkai belakang lima jari. Pada tungkai belakang memanjang yang berpotensi untuk melompat. Kadang-kadang dijumpai jari tambahan sebagai prehaluk pada sisi ventral kaki. Prehaluk ini pada Spadefoot (katak penggali tanah) berupa tulang -tulang keras yang digunakan untuk menggali tanah sebagai tempat bersembunyi (Radiopoetro, 1996: 474).
Kulit amphibi sangat penting dalam respirasi dan proteksi. Kulit yang tipis fleksibel membagi bagian luar badan untuk melindungi organisme terhadap penyakit, berfungsi dalam pernapasan, penyerapan air, sebab katak tidak pernah minum. Di lengkapi dengan kelenjar mukosa yang menyebabkan kulit terjaga kelembabannya, bagi spesies yang hidup di air, mukus memberikan minyak pelumas bagi tubuh. Sebagian besar memiliki kelenjar granular dan kelenjar mukus. Keduanya mirip, akan tetapi hasil produksinya berbeda. Kelanjar granular memproduksi zat abnoxious atau racun untuk melindungi diri dari musuh. Keduanya dikelompokkan sebagai kelenjar alveolar (kelenjar yang tidak mempunyai saluran pengeluaran, tetapi produknya di keluarkan lewat dinding selnya sendiri secara alami). Kelenjar racundapat menimbukan iritasi pada kulit (Sukiya, 2005: 47).
atak adalah bilateral simetris, dengan bagian sisi kiri dan kanan equal. Bagian tengah disebut medial, samping/lateral, badan muka depan adalah ujung anterior, bagian belakang disebutujung posterior, bagian punggung atau dorsal, sedang bagian muka ventral. Bagian badan terdiri atas kepala/ caput, kerongkongan/ cervik, dada/ thorax atau pectoral, perut atau abdomen, pantat pelvis serta bagian kaudal pendek (Kastowo, 1982: 32).
Gambar 1.1 Morfologi Katak





Kalsifikasi
Berdasarkan ciri-ciri morfologi diatas klasifikasi katak adalah sebagai berikut:
Kingdom Animalia
Kelas Amphibia Ordo Annura
Famili Bufodae
Genus Bufo
Spesies Bufo melanostictu (Merrem, 1982).


Anatomi dan fisiologi
Sistem Rangka
Amphibi memiliki sistem rangka yang lebih tebal dan luas secara proporsional, apabila dibandingkan dengan pisces. Tengkorak Amphibi mempunyai tulang-tulang premaksila, nasal, frontal, parietal, dan skuamosa. Pada permukaan dorsal dari tubuh anura tidak tertutup tulang seluruhnya. Bagian kondrokronium belum mengeras, hanya daerah oksipital dan eksoksipital yang mengeras, dan masing-masing memiliki kondila bertemu dengan vertebra pertama. Amphibi tidak memiliki langit-langit (palatum skunder), akibatnya nares internal lebih maju di dalam langit-langit mulut. Di bagian ventral otak tertutup oleh tulang dermal dinamakan parasfenoid. Gigi terletak pada premaksila, maksila, palatine, vomer, parasfenoid, dan tulang dental. Ada beberapa Amphibi yang tidak memiliki gigi, atau gigi pada rahang bawah mereduksi (Sukiya, 2005).
Sistem Otot
Sistem otot Amphibi, seperti sistem-sistem otot pada organ yang lain sebagai transisi antara ikan dan reptil. Sistem otot ikan terpusat pada gerakan tubuh ke lateral, membuka dan menutup mulut serta gill apertura (operculum atau penutup lubang/celah insang), dan gerakan sirip yang relatif sederhana. Ada perbedaan antara ikan dengan amphibi, yaitu sekat horizontal pada amphibi membagi otot dorsal dan ventral (Sukiya, 2005: 40).
Sistem Pencernaan
Di dalam mulut terdapat gerigi kecil di sepanjang rahang atas, dan ada gigi vomerin pada langit-langit mulut. Lidah berotot dan bfurfate (cabang dua) pada ujungnya, dan bertaut pada bagian anterior mulut. Saluran pencernaan mulai dari esophagus (bedinding lurus dan besar) langsung bersatu dengan lambung. Lambung memanjang dan erkelok ke samping kiri dan berotot. Usus terdiri dari intestinum (keci, panjang, berkelok-kelok), rectum yang langsung bersatu dengan cloaca. Hati dn pancreas mempunyai mempunyai saluran-saluran menuju ke duodenum, kandung empedu, lambung intestinum. Pada potongan melintang intestinum terdiri dari empat lapisan, yaitu: peritoneum, lapisan otot, submukosa dan mukosa (Brotowidjoyo, 1994: 56).
Sistem saraf
Sistem saraf pada amfibi terdiri atas sistem saraf sentral dan sistem saraf periforium. Sistem saraf sentral terdiri dari : encephalon (otak) dan medulla spinalis. Enchephalon terdapat pada kotak otak (cranium). Pada sebelah dorsal akan tampak dua lobus olfactorium menuju saccus nasalis, dua haemisperium cerebri atau cerebrum kanan kiri yang berbentuk ooid yang dihubungkan dengan comisure anterior, sedangkan bagian anteriornya dergabung dengan dienchepalon medialis. Dibagian belakang ini terdapat dua bulatan lobus opticus yang ditumpuk otak tengah tengah (mesenchepalon) sebelah bawahnya merupakan cerebreum (otak kecil). Dibelakang terdapat bagian terbuka sebelah atas yakni medulla oblongata yang berhubungan dengan medulla spinalis dan berakhir disebelah felium terminale (Jasin, 1984: 271).
Sistem respirasi
Pada kodok, oksigen berdifusi melalui kulit, dan paru-paru. Kecuali pada fase berudu bernapas dengan insang karena hidupnya di air. Selaput rongga mulut dapat berfungsi sebagai alat pernapasan karena tipis dan banyak terdapat kapiler yang bermuara di tempat itu. Pada saat terjadi gerakan rongga mulut dan faring, Iubang hidung terbuka dan glotis tertutup sehingga udara berada di rongga mulut dan berdifusi masuk melalui selaput rongga mulut yang tipis. Selain bernapas dengan selaput rongga mulut, katak bernapas pula dengan kulit, ini dimungkinkan karna kulitnya selalu dalam keadaan basah dan mengandung banyak kapiler sehingga gas pernapasan mudah berdifusi (Godknecht, 2004).
Sistem Reproduksi
Reproduksi pada katak yaitu dengan cara fertilisasi eksternal, katak jantan menjepit katak betina ketika perkawinan (yaitu ketika telur dilepaskan dan sperma disemprotkan) (Brotowijdoyo.1989: 201).

maklah

A. Tujuan

1. Untuk mengetahui strutur tubuh ikan.
2. Untuk mengetahui fungsi dan letak organ pada ikan.

B. Landasan Teori

Pada ikan terdapat dua lapis kulit yang menutupi tubuh diantaranya epidermis yaitu lapisan terluar yang tipis dan selalu berganti, kemudian dermis yang berada di bawah epidermis lebih tebal dan bentuknya seperti sisik. Organ pada kulit ada yang di sebut dengan sisik,kelenjar lender, kelenjar racun, dan kelenjar pewarnaan. Tipe – tipe sisikpun berbeda-beda dan dimulai dari bentuk sikloid, ktenoid,plakoid, ganoid, dan cesmoid.
Sistem urat daging (otot ) terdiri dari tiga jenis yaitu bergaris, polos, dan jantung yang kerjanya di bawah rangsangan saraf dan tidak di bawah rangsang saraf yang berfungsi untuk pergerakan tubuh, sirip sirip, rongga mulut, dan organ- organ dalam. System rangka (tulang) yang berfungsi sebagai penegak tubuh, tempat melekatnya otot, pelindung organ-organ dalam dan membentuk eritrosit . berdasarkan strukturnya rangka ada dua macam yaitu rangka tulang rawan dan rangka tulang benar. Sedangkan berdasarkan letakyna ada tulang tengkorak, tulang punggung, tulang rusuk, tulang penyokong sirip, dan tulang penyokong insang. Ada pula tulang yang menutupi insang yaitu operculum, sub operculum, preoperculum, interculum.
Pada ikan system pencernaannya terdri dari arah depan/anterior ke arah belakang/posterior dimulai dari pilorus, rongga mulut, usus, esophagus, lambung, empedu, pancreas, pilorik saeka. Selanjutnya adalah peredaran darah definisi dari system sirkulasi itu sendiri adalah system yang berfungsi untuk mengangkut dan mengedarkan oksigen dari perairan ke sel –sel tubuh yang membutuhkan juga mengangkut enzim, zat-zat nutrisi, garam-garam hormone dan anti bodi serta mengangkut karbondioksida dari dalam usus , kelenjar-kelenjar, dan insang keluar tubuh. Organ yang berperan dalam system sirkulasi diantaranya jantung, pembuluh nadi, (aorta,arteri), pembuluh balik (vena), dan kapiler-kapiler darah.
Sistem pernapasan pada ikan yaitu dengan cara pertukaran karbondioksida sebagai sissa dari proses metabolism e tubuh yang harus di buang dengan oksigen yang berasal dari perairan yang dibutuhkan dalam proses metabolism.
System saraf kedua hormon kedua system ini dapat dikatakan sebagai system koordinasi untuk mengantisipasi perubahan kondiosi lingkungan dan perubahan status kehidupan. Perubahan lingkungan akan diimformasikan ke system saraf dan merangsang kelenjar endokrin untuk mengeluarkan hormon-hormon yang dibutuhkan untuk di kirim ke organ target dan aktifitas metabolism e jaringan-jaringan akan terangsang untuk bergarak. System saraf terdiri dari system cerebro spiral, system otonomi dan system organ-organ khusus. System hormone dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar hormone seperti hormon pertumbuhan. Hormone produksi, hormone ekresi dan osmeregulasi. Sedangkan menurut kelenjar hormone yang di hasilkan dibedakan atas endo hormone yang bekerja di dalam tubuh dan ekto hormone yang bekerja di luar tubuh seperti fenomen yang merangsang jenis kelamin lain mendekat untuk berpijah.
Sistem ekresi pada ikan yaitu pembuangan proses metabolisme tubuh berupa gas, cairan, dan padatan melalui kulit, ginjal, dan system pencernaan. Letak ginjal pada ikan berda diatas rongga perut, diluar peritoneum di bawah tulang punggung dan aorta dorsalis sebanyak satu pasang berwarna merah memanjang. Sedangkan system osmeregulasi yaitu system pengaturan keseimbangan tekanan osmotic habitat atau perairan.
Sistem reproduksi yaitu system untuk mempertahankan atau melestarikan spesies dengan keturunan yang fertile. Organ reproduksi pada ikan yaitu gonad jantan testis biasanya sepasang, kiri dan kanan menghasilkan spermatozoa sedangkan gonad betina yaitu ovarium/ovri menghasilkan telur .
Tipe reproduksi pada ikan
1. Berdasarkan organ kelamin
a. Biseksual yaitu individu betina dan individu jantan berpisah.
b. Hermaprodit yaitu sel kelamin jantan das el kelamin betina terdapat pada satu individu.
c. Pantogenesis dan ginogenesis.
2. Berdasarkan proses pembuatan sel telur oleh spermatozoa
a. Eksternal atau ovivar yaitu pembuahan di luar tubuh betina, perkembangan embrio di luar tubuh betina dalam jumlah telur ratusan sampai ribuan
b. Internal
1). Vivipar yaitu pembuahan di dalam tubuh betina, embrio mendapatkan sari makanan dari ianduk sampai menetas.
2). Ovovivipar yaitu embrio mendapat makanan dari kuning telur.


C. Cara Kerja

Alat dan bahan
1. Satu ekor ikan mas.
2. Satu set alat bedah.
3. Bak bedah.
4. Kapas
5. Kertas tisu


Langkah Kerja

1. Mengamati morfologi ikan secara utuh dengan mengamati beberapa macam sirip, menjadi sirip punggung, sirip ekor, letak sirip dada, letak sirip perut, mengamati tipe sisik.
2. Mengamati bagian kepala dimulai dari ada atau tidaknya lubang hidung, letak mulut, dan mengenai operculum (tutup insang)
3. Mengamati organ visceral dengan menyayat ikan dibagian otot epaksial dari sebelah lateral sampai diatas sirip anal dan sayatan mengenai tulang punggung. Setelah itu bersihkan, sayatan otot dilepas dan selanjutnya mengamati organ visceral dalam keadaan sebelum terutai seperti gijal, gelembung renang, gonad.
4. Mengamati saluran pencernaan dengan menguraikannya agar dapat menemukan esophagus, lambung dan usus halus.
5. Mengamati letak jantung di bagian anterior daerah atdomen.
6. Merngamati rongga mulut dan insang dengan meraba mulut untuk mengetahui ada tidaknya gigi dan menghitung jumlah insang.
7. Mengamati otot dengan melepaskan kulit dan bagian ikan yang masih utuh dengan menentukan miotoma, otot epaksial, hipaksial,dan septum internal.
8. Mengamati system saraf dengan membuka tengkorak ikan daengan hati-hati dari bagian atas dan akan terlihat otak yang di lapisi lemak, dengan begitu kita akan menemukan serebrum , diensefalon, lobus optikus, serebelum, dan maleensefalon.

Laporan

Mengenal Anatomi Pisces


Disusun Oleh:
Desi Yusi Herlina (08541077)
Yuni Khomariah (08541086)
Asep Subagja (08541086)
Dedi
Soni Wahyudin






SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
( STKIP ) – GARUT
2009